PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. PENDAHULUAN
Di negara – negara maju seperti : Inggris, Amerika, Australia, dan Kanada penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) atau PTK tel;ah banyak dilakukan oleh guru – guru, bahkan dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukannya. PTK terbukti telah dapat meningkatkan kemampuan professional guru – guru di sana. Kemudian kegiatan PTK dijadikan sebagai agenda kegiatan utama dalam meningkatkan kemampuan guru dan dalam program pengembangan sekolah. Melalui PTK mereka dapat meninjau kembali proses pembelajaran yang dilakukannya, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, apakah siswa terlibat aktip dalam proses pembelajaran, tujuan pembelajaran telah tercapai? Dengan mengadakan observasi dan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat dijumpai kelemahan – kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut, untuk kemudian diadakan perbaikan.
Sebagian besar guru – guru di Indonesia, masih awam dengan istilah dan Pengertian PTK, walaupun sesungguhnya dengan tanpa disadari, mereka telah melakukannya.
Melalui tulisan ini penulis ingin berbgi sedikit informasi dan pengalaman tentang pelaksanaan PTK bagi rekan – rekan sejawat. Dengan informasi ini, penulis yakin bahwa ada teman guru yang akan segera mencobanya karena apa yang harus dilakukan dalam PTK ini tidak lepas dari pekerjaan keseharian sebagai seorang guru. Guru yang bersangkutan harus mempunyai keinginan untuk memperbaiki sendiri kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.
1. Pengertian PTK
Beberapa ahli PTK masing – masing memberikan definisi diantaranya yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis, seperti yang dikutip D. Hopkins, dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide the Classroom Action Research, Bristol, PA, Open University Press, 1993, halaman 44. mengatakan bahwa action research adalah :
…. A form of self reflective inquiri undertaken by participants in a social
( including educational ) situation in order improve the rationality and justice of
(a)their own social or educational practices. (b) their understanding of these
practices, and © the situations in which practices are carried out.
Pengertian di atas, dapat dicermati bahwa PTK merupakan suatu bentuk kaian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakuakan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajran dan untuk mewujudkan tujuan – tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiri dan perbaikan pembelajran diakuakan secara terus – menerus, diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan professional guru akan terus meningkat sesuai dengan harapan banyak pihak
Mc Ciff ( 1992 ) dalam bukunya yang berjudul Action Research : Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan guru hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya --- telaah, diagnosis perencanaan pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh --- menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembvangan professional ( Elliot,1982 : 1 )
Refleksi penelitian tindakan adalah intervensi skala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut
( Cohen dan Manion, 1980 : 174 ).
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk diri kolektif yang dilakukan oleh peserta – pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek pendidikan dan praktek social mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktek - praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek – praktek tersebut ( Kemmis dan Tagart, 1988 : 5 – 6 )
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menafsirkan pengertian PTK secara lebih luas, secara singkat PTK dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek – praktek pembelajran di kelas, ssehingga kondisi ini, sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajran. Karena itu, guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat siswa terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan.
2. Karakteristik PTK
Karakteristik tindakan sebagai berikut ( Cohen dan Manion, 1980 ) :
a. Situsional, praktik, dan secara langsung gayut ( relevan ) dengan situasi
nyata dalam dunia kerja. Ia berkenan dengan diagnosis suatu masalah dalam kontek tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah tersebut.
Subjeknya siswa di kelas, anggota staf, dan yang lain penelitiannya terlibat dengan mereka.
b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah. Penelitian tindakan juga bersifat empiris dalam hal bahwa ia mengandalkan observasi nyata dan data perilaku, dan tidak lagi termasuk kajian panitia yang subyektif atau pendapat orang berdasarkan pengalaman masa lalu.
c. Fleksibel dan adaptif, memungkinkan adanya perubahan selama masa
percobaan dengan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan
tanggap dan pengujicobaan dan pembaharuan di tempat kejadian.
d. Partisipatori karena peneliti atau anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melaksanakan penelitiannya.
e. Self – evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinyu dievaluasi dalam situasi
yang ada, tujuan akhirnya ialah untuk meningkatkan praktik dalam cara
tertentu.
f. Meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah
kurang ketat karena kesahihhan dan luarnya lemah.
3. Tujuan PTK
Semua kegiatan penelitian tindakan memiliki dua tujuan utama yakni untuk meningkatkan dan melibatkan. Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan tiga hal, yaitu :
a. Peningkatan praktek
b. Peningkatan ( atau pengembangan profesionalisme ) pemahaman praktek oleh praktisinya; dan
c. Peningkatan situasi tempat pelaksanaan praktek ( Grundy dan Kemmis 1982 : 84 ).
4. Sifat PTK
a. Permasalahan yang di bahas berbasis kelas
b. Kolaboratif
c. Tidak menguji teori
d. Tidak mengeneralisasikan
e. Tidak ada populasi dan sampel
f. Tidak kelompok eksperimen dan kontrol
g dilakukan melalui berdasarkan siklus
6. Prinsip – prinsip PTK
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar;
b. Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus;
c. Metode pemecahan masalah real
d. Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya;
e. Pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan sesuai dengan kondisi peserta didik;
f. Masalah penelitian didasarkan atas tanggungjawab professional;
g. Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya diketahui pimpinan, disosialisasikan kepada rekan – rekan, tatakrama penelitian akademik; dan
h. Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif misi sekolah.
7. Butir Kunci PTK
a. Memperbaiki;
b. Partisipatori ( kinerja sendiri );
c. Berkembang melalui proses refleksi yagn bersifat spiral
d. Kolaboratif;
e. Proses pembelajaran sistematis;
f. Membangun teori secara induktif menentukan praktek/kegiatan belajar ;
g. Memerlukan evidensi yang dapat memeriksa gagasan dalam praktek;
h. Mendeskripsikan apa yang terjadi, melakukan analisis, kolaborasi, dan penilaian; dan
i. Ada kemungkinan resistensi/penolakan baik dari diri sendiri maupun orang lain yang terkena dampak.
8. Manfaat PTK
a. Informasi pembelajaran;
b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah; dan
c. Peningkatan Profesionalisme Guru
8. Fungsi PTK
a. Fungsi PTK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja. Di sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima kategori fungsi sebagai ( Cohen dan Manion, 1980 ) :
1) Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu;
2) Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam kemampuan anlisisnya, dan perubahan;
3) Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovsi pada pengajran dan pembelajaran ke dalam sistem yang ada biasanya menghambat inovasi dan perubahan;
4) Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional dalam memberikan deskripsi yang jelas; dan
5) Alat untuk menyediakan alternative yang lebih baik daripada pendekatan yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam kelas.
Dari lima kategori di atas, kalau direduksi fungsi penelitian tindakan tersebut sebenarnya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pendidikan.
Selanjutnya Cohen dan Manion, 1980) menyatakan bahwa bidang garapan penelitian tindakan meliputi :
a) Metode mengajar;
b) Strategi belajar;
c) Prosedur evaluasi;
d) Perubahan sikap dan nilai;
e) Pengembangan jabatan guru;
f) Pengelolaan dan pengendalian; dan
g) administrasi.
Bidang garapan penelitian tindakan lainnya yang juga perlu mendapat perhatian
ialah :
(1) Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik dan non elektronik
(2) Lingkungan belajar ( setting );
(3) Materi pembelajaran;
( 4) Kurikulum; dan
( 5) Model – model pembelajaan.
10.Kelebihan dan Kekurangan PTK
a. Penelitian tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan dan kekurangan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan memaksimalkan kelebihannya. Shumsky ( 1982 ) telah mencatat kelebihan penelitian tindakan sebagai:
1) Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki;
2) Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis;
3) Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah; dan
4) Kerja sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.
b. Meskipun memiliki kelebihan – kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian tindakan memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut :
1) Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalamTeknik dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti
2) Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, factor waktu ini dapat menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan penelitian.
11. Merumuskan Masalah
a) Masalah adalah kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang terjadi;
b) Masalah dapat berasal dari pengamatan terhadap kenyataan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar;
c) Gagasan bahwa sesuatu mungkin dapat diperbaiki;
d) Masalah dapat dirumuskan seyogyanya merupakan masalah yang penting menurut orang lain dan dapat memperbaiki aspek pengajaran;
e) Masalah yang diteliti mudah dilaksanakan.
12. Merencanakan Tindakan
Rencana tindakan diperoleh dari hasil pemikiran reflektif terhadap Sesuatu masalah. Pemeikiran tersebut berasal dari pengalaman dari Seseorang yang memiliki kepedulian terhadap praktek pengajaranny
13. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal – hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Kemudian obsevasi hal – hal yang harus diperhatikan ialah perencanaan bersama, focus, penentuan criteria, keterampilan observasi, dan umpan balik. Sedangkan dalam melakukan observasi ada tiga fase, yaitu perencanaan, observasi kelas, dan pembahasan umpan balik.
b. Pertemuan perencanaan menentukan obsevasi ( pengamat ) dan observer ( yang diamati ). Keduanya guru, hartus menyamakan persepsi apa yang akan diamati, criteria yang diperlukan rentang katagori terhadap munculnya waktu dan respon siswa dalam pertanyaan guru. Secara rinci sasaran observasi sebagai berikkut :
1) Apakah tindakan sudah sesuai dengan rencana ?
2) Adakah tanda – tanda akan tercapai tindakan ?
3) Jika sudah ada maka pelaksanaan tindakan dapat diteruskan sesuai dengan rencana. 14. Pemecahan Masalah
Misalnya model pembelajaran X melalui tindakan Y, Contoh ”Peningkatan Pemahamanan Konsep Asam Basa Malalui Teknik Jigsaw”
15. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
a. Teknik pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif, mengkatagorikan dan mengklarifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian. Peneliti dalam kegiatan ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh, sehingga data tidak bersifat deskriptif akan tetapi dapat menyentuh dimensi transenden untuk mencapai derajat tertentu, berpikir divergenyang kreatif walaupun mengandung spekulasi dan resiko tertentu.
16 Langkah – Langkah Pengolahan Data
a. Katagorisasi dan Kodifikasi, dalam tahap ini data yang telah terkumpul ditulis dalam kartu data, kemudian diseleksi , dihimpun, dipilah – pilah dengan karakterisknya;
b. Display dan klasifikasi data, bahwa untuk melihat gambaran data, keseluruhan atau bagian – bagian tertentu, maka dilakukan klasifikasi;
c. Membuat kesimpulan dan verifikasi sebenarnya pada penelitian ini, pengambilan kesimpulan sudah dilakukan sejak awal tetapi terus menerus dikembangkan diverifikasikan selama penelitian berlangsung.
17. Tahap Validasi
a. Saturasi : mengacu pada pemeriksaan frekuensi dan distribusi enomena ( 1958 : 663 ) serta Glasser dan saturasi mengacu pada saturasi, yakni situasi tidak ada data tambahan yang dijumpai untuk membuat ranah dan katagori ( 1967 : 67 ). Ketika teknik saturasi digunakan dalam situasi penelitian kelas menunjukkan, bahwa katagori sasi yang dihasilkan dari observasi diuji secara berulang – ulang sehingga diperoleh tingkat kebenaran atau keyakinan yang tinggi terhadap hasil suatu tindakan;
b. Member Check ( Nasution, 1988 ), yakni mencek kebenaran dan kesahihhan sumber data;
c. Audit trail ( Nasution, 1988 ), yaitu mencek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil – hasil yang didapat bersama kelompok; dan
d. Expert opinion ( Nasution, 1988 ), yaitu pengecekan terhadap yang didapatkan penelitian kepada pakar yang professional di bidang ini.
18.Tahapan Pelaksanaan PTK
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur ( siklus ) yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a. Perencanaan ( planning );
b. Tindakan ( action ) diikuti oleh pengamatan ( observation ); dan
c. Refleksi ( refleksion ). Untuk memudahkan pemahaman kita tentang kitiga tahap dalam prosedur PTK, secara visual dapat dilukiskan dalam bentuk spiral PTK di bawah ini!
SIKLUS PELAKSANAAN PTK
Bagan di atas dapat memperjelas bagaimana prosedur pelaksanaan PTK dalam upaya memecahkan permasalahan. Untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat perencanaan terlebih dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Hal ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah, atau orang lain. Observer dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, baik dengan atau tanpa menggunakan alat Bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat mendukung, bukan menilai dan setelah diperoleh mungkin dilakukan diskusi balikan.
Pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun dari tes akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi akan diperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama –sama untuk mengetahui hal – hal mana saja yang sudah harus dipertahankan dan hal – hal mana yang masih harus ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar telah melibatkan semua yang terkait, maka kegiatan pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan selalu bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan tindakan perbaikan berikutnya.
Pengkajian seperti membuat perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada suatu tujuan melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan guna memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, baik tentang kelebihan maupun kelemahannya. Hasilnya dianalisis, dan dikaji secara bersama – sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan tindakan perbaikan inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.
19. Perbedaan Antara PTK dan Non PTK
Non PTK | PTK |
- Dilakukan oleh pihak luar; - Ketata terhadap syarat – syarat formal, seperti ukuran sample, popuilasi harus representative; - Instrumen dikembangkan hingga valid dan reliable; - Menggunakan analisis statistik yang lebih rumit; - Mensyaratkan hipotesis penelitian; - Tidak langsung memperbaiki praktek proses pembelajaran; - Diarahkan pada generelisasi. | - Dilakukan oleh guru; - Fleksibel terhadap ukuran sample dan populasi - Tidak dituntut pengembangan Instrument; - Tidak menggunakan analisis Statistic yang rumit; - Tidak menggunakan hipotesis penelitian kecuali hipotesis tindakan dapat memperbaiki proses/praktek; - Pembelajaran secara langsung Doiperbaiki; - Tidak diarahkan kepada genereli Sasi. |
20. Langkah Praktis Pelaksanaan PTK
Tugas keseharian guru sesungguhnya telah mencerminkan PTK. Bagaimana PTK dilakukan ? berikut dijelaskan tahap – tahap pelaksanaan PTK, yaitu : a. Merasakan adanya Masalah Untuk dapat merasakan adanya masalah terdapat beberapa tahap yang harus kita lakukan, seperti :
1) Merasakan ketidak puasan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan;
2) Berpikir balik untuk melihat sisi lemah pembelajarn; dan
3) Ada kemauan untuk memecahkannya.
Berikut contoh masalah yang biasanya ada di lapangan, seperti :
( 1 ) Rendahnya hasil belajar siswa
( 2 ) Rendahnya motivasi belajar siswa;
( 3 ) PBM terkesan membosankan;
( 4 ) Kurangnya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat; dan
( 5 ) Kurangnya keberanian siswa untuk bertanya.
b. Identifikasi Masalah
Upaya mengidentifikasi masalah hendaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Tanya kepada diri tentang PBM yang telah dilakukan dan
2) Daftar masalah – masalah yang dirasakan atau diaalami. Masalah dapat datang dari guru, siswa, metode, dan bahkan pembelajaran.
c.Analisis Masalah
Pemilihan topik masalah, antara lain :
1)Pilih masalah yang paling mendesak bagi guru dan siswa;
2)Pilih masalah yang dapat diselesaikan guru; dan
3)Pilih masalah yang skalanya kecil dan terbatas.
d. Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah, hendaknya ditulis dengan jelas, singkat opoerasional, rumusan masalah boleh dalam bentuk kalimat Tanya ataupun dalam bentuk pernyataan
e.Tindakan sebagai Alternatif Cara Pemecahan Masalah
Upaya mencari alternative tindakan sebagi upaya pemecahan masalah hendaknya pilih alternative tindakan yang diduga benar – benar dapat memecahkan masalah dan memiliki landasan teori yang mantap. Alternatif tindakan susun dalam bentuk perencanaan atau persiapan pembelajaran.
f.Perencanaan Observasi
Sepakati bersama yang menjadi focus observasi, meliputi aspek – aspek yang diamatinya, siapa pelaku ( obsevernya ), metode observasi midalnya tape recorder, field note, buku harian, atau lainnya.
g.Pelaksanaan Tindakan
Laksanakan tindakan yang telah direncanakan dalam bentuk pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Pelaksanaan tindakan ( pembelajaran ) diikuti oleh pelaksanaan observasi dengan semua hal yang telah disepakati sebelumnya. Perlu diperhatikan dalam melaksanakan observasi hendaknya tidak bersifat menilai tetapi usahakan bersifat mendukung, tetapi merekam dan mencatat semuayang terjadi dalam pembelajaran, terutama hal – hal yang telah disepakati bersama dalam rangka pengumpulan data.
h.Analisis dan Refleksi
Data yang telah terkumpul diolah, disederhanakan dalam bentuk table, grafik, bagan, atau lainnya. Analisislah data tersebut dan diskusikan, kaji ulang bersama – sama tentang kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang terekam dalam data tersebut, lalu deskripsikan. Akan lebih baik kalau deskripsi dalam bentuk laporan setiap siklus pembelajran.
i.Perencanaan Tindak Ulang
Hasil kegiatan kaji ulang dan refleksi, gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan perencanaan tindakan berikutnya yang dikemas dalam bentuk perencanaan / scenario pembelajaran berikutnya. Kelebihan – kelebihan yang sudah muncul pertahankan, sebaliknya kelemahan – kelemahan yang masih terjadi carilah alternative tindakan lain yang paling mungkin dapat dilakukan dan dapat mengatasi kelemahan – kelemahan tadi.
J. Pelaksanaan Tindakan Berikutnya
Lakukan tindakan berikutnya me;lalui pelaksanaan proses pembelajaran yang telah direncanakan seelumnya, demikian pula dengan pelaksanaan observasi yang selalu menyertai setiap pelaksanaan tindakan.
Demikian pula seterusnya, misalnya kumpulkan data, oleh data, sederhanakan data, analisis, dan refleksikan secara menyusun persiapan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang diikuti pelaksanaan observasi, mengolah data, menyederhanakan data, menganalisis dan mengkaji ulang atau refleksikan secara bersama – sama, dilanjutkan dengan penyusunan persiapan pembelajaran berikutnya. Maka kegiatan yang dialkukan secara berkelanjutan seperti ini sudah dikatakan bahwa yang bersangkutan telah melakukan penelitian tindakan kelas.
21. Proposal PTK
Judul
Laar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Pemecahan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka teori
Hipotesis tindakan
Rencana Penelitian
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Faktor – Factor yang Diteliti
Rencana Tindakan
Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap Analisis dan Refleksi
Data dan Cara Pengumpulan Data
Indikator Kinerja
Tim Peneliti
Langkah Kegiatan ( Prosedur Penelitian )
Jadwal Penelitian
Rencana Anggaran (bila diperlukan )
Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran
Dengan gambaran secara umum tentang PTK di atas, diharapkan pelaksanaan PTK tidak akan menjadi beban bagi guru, melainkan sebaliknya, ia akan menjadi media yang baik untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang akan bermuara pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa, lebih jauh diharapkan dapat menjadi media untuk peningkatan profesionalisme yang akan bermuara kepada kesejahteraan guru.
22. Draf Laporan
Setelah menyimak tentan langkah – langkah praktis, dijelaskan di atas.
Maka penyusun yakin Bapak/Ibu guru sedikitnya mengatakan bahwa sebetulnya saya telah melaksanakan seperti yang telah dipaparkan di atas. Karena itu, dapat dikatakan bahwa Bapak/Ibu telah melaksanakan PTK.
Untuk mendapat pengakuan dan pengharagaan terhadap apa yang telah Bapa/Ibu lakukan, lebih jauh agar diakui sebagai bentuk karta tulis yang kelak diakui sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat, buatlah laporannya dan seminarkan dalam rangka penyebar luasan serta untuk mendapat nilai kumulatif yang lebih tinggi.
Berikut format laporan PTK yang telah diakui sebagai bentuk karya tulis di lingkungan Dinas Pendidikan.
Bagian Pembuka
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar table, gambar, grafik, bagan, ( bila ada )
Daftar lampiran ( bila ada )
Bagian Isi
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Permasalahan
Tindakan yang Dilakukan
Hipotesis Tindakan
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Lingkup Penelitian ( penjelasan Istilah )
Bab II Kajian Teori
Bab III Metodelogi Penelitian
Setting dan karakteristik Penelitian
Prosedur Penelitian
Gambaran Umum Penelitian
Rincian Prosedur Penelitian
Persiapan Tindakan
Implementasi Tindakan
Observasi dan Evaluasi
Analisis dan Refleksi
Bab IV Data Hasil dan Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran
Simpulan
Saran – Saran
Penutup
Daftar Pustaka
Lampiran
Curriculum vite Peneliti.
24. FORMAT PENGAMATAN PENGELOLAAN BELAJAR MENGAJAR
Berikut ini diberikan daftar identitas (1), dafta aspek yang diamati dalam pengelolaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau Laboratorium (II), dan kesan pengamat terhadap penampilan serta kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar (III), Rincian mengenai penampilan dan kemampuan.
Pengamat diharapkan :
- Mengisi daftar identitas KBM yang diamati;
- Mengisi aspek yang diamati dan mencatat hal – hal yang penting dan relevan sehubungan dengan aspek yang diamati
- Memahami rincian mengenai penampilan dan kemampuan guru;
- Memberikan kesannya terhadap penampilan/ kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar; dan
- Menuliskan hal – hal yang penting dan relevan dalam catatan khusus pengamat.
I. IDENTITAS KBM YANG DIAMATI
1. Nama Sekolah :
2. Alamat Sekolah :
3. Nama Guru :
4. Mata Pelajaran :
5. Materi/Bahan Pembelajaran :
6. Siklus :
7. Kelas/Semester :
8. Hari/Tanggal :
9.Waktu/Pertemuan :
II. IDENTITAS PENGAMAT :
1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………..........................
III. ASPEK YANG DIAMATI
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan aspek yang diamati, dan catatlah hal – hal yang penting dan relevan sehubungan dengan aspek yang diamati dalam kolom keterangan.
No. | Aspek yang diamati | ya | tidak | Keterangan/Penjelasan singkat |
1. 2. 3. 4. 5. | A. Pendahuluan Apakah guru mengabsen, memotivasi/membangkitkan minat siswa belajar. Apersepsi Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Telah menyiapkan alat bahan atau media pembelajaran Mengemukakan alur kegiatan yang akan dilakukan siswa | | | |
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. | B. Kegiatan Pokok Apakah guru menggunakan alat, bahan atau media pembelajaran? Sesuaikah media dengan materi? Memotivasi siswa untuk bertanya? Berperan sebagai fasilitator? Mengaktifkan diskusi? Meminta siswa mengkomunikasikan hasil kerja pengamatan/percobaan buah pikiran Membimbing siswa mesimpulkan siswa hasil pengamatan/percobaan/belajar (diskusi ) Memantau kesulitan/kemajuan belajar siswa? Segera memberikan kegiatan perbaikan/pengayaan? ( secara individual ) | | | |
15. 16. 17. | C. Penutup Apakah siswa membuat rangkuman Siswa memberi contoh-contoh Memberi tugas ( PR ) | | | |
IV. PENAMPILAN KEMAMPUAN
Sebelum mengisikan kesan Anda terhadap penampilan dan kemampuan guru, pahamilah dulu rincian mengenai penampilan – penampilannya di bawah ini :
A. Penampilan guru :
1. ceria
2. antusias
3. kerapian
4. kebersihan
5. ………….
B. Penggunaan papan tulis :
1. Tulisan jelas dan dapat dibaca sampai dibelakang
2. Dipisahkan tempat untuk menulis hal – hal yang segera dihapus dan hal – hal tidak dihapus sampai akhir pelajaran
3. Istilah – istilah baru ditulis di papan tulis.
C. Pengelolaan waktu :
1. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien
2. Menggunakan sebagian waktu untuk menciptakan situasi siswa belajar
D. Pengelolaan kelas :
1. Menenangkan kelas sebelum memulai pelajaran
2. Mengatur pengelompokan siswa
3. …………………………………………………..
E. Teknik bertanya :
1. Menyebarkan peretanyaan kepada siswa
2. Memperhatikan waktu tunggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar